Dampak Minyak goreng Mahal, Pengrajin Minyak Kelapa Ketiban Berkah

PACITAN – Ditengah memanasnya harga minyak goreng diberbagai daerah, namun justru menjadi berkah tersendiri bagi warga di Kabupaten Pacitan. Salah satunya pembuat minyak goreng rumahan dari kelapa justru banjir orderan. Bahkan dalam sebulan usahanya dapat menjual ratusan liter minyak goreng. Tidak hanya itu, blondo hasil limbah minyak juga nyaris habis diburu konsumen, Rabu (11/1/2022).

Di Dusun Crabak, Desa Piiton, Kecamatan Punung Pacitan inilah Nanik Sihmiyati 30 tahun dan suaminya Umar Aziz 32 tahun menggeluti usaha minyak goreng dari bahan kelapa.

Awalnya kedua pasutri ini tergerak untuk membuat minyak goreng kelapa karena banyaknya buah kelapa di desanya hanya untuk memasak. Namun dengan keterampilan buah tangan pasutri ini kelapa yang ada di desanya di sulap menjadi minyak dan banyak diminati masyarakat.

“Buatnya sangat mudah, cukup kelapa dikupas sabut dan tempurungnya kemudian di parut menggunakan mesin kemudian hasil parutannya diperas hingga menghasilkan santan. Selanjutnya santan yang sudah terkumpul dimasak di tungku api yang besar sambil terus diaduk agar tidak gosong,” kata Nanik kepada ae1news.com.

Dari proses santan ke minyak, lanjutnya, membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 hingga 2 jam. 25 buah kelapa bisa menghasilkan 2 liter minyak goreng. Satu liter minyak goreng kelapa dijual dengan harga Rp. 45 ribu rupiah.

” Memang lebih mahal, selain prosesnya yang sulit bahan kelapa juga mahal. Namun minyak kelapa lebih higgenis dan lebih sehat,” ucapnya.

Agar terjangkau konsumen, dirinya mengaku mengakali dengan membuat kemasan kecil berukuran 250 miliiter. Ditengah melonjaknya minyak goreng sawit, penjualan minyak kelapa meningkat, Dalam sebulan 150 liter minyak laku terjual. Bahkan dirinya kuwalahan dan tidak mampu mencukupi permintaan konsumen saat ini.

” Tidak hanya minyak goreng saja,  blondo atau ampas dari pengelohan minyak goreng juga laku. Blondo kami kemas plastik berukuran 200 gram. Saya jual Rp.10.000,-. Selain diambil tengkulak, minyak juga saya pasarkan melalui online,” pungkasnya.

Sementara dalam sebulan pasutri ini mengaku bisa meraup keuntungan 5 hingga 10 juta rupiah. (el).

Comments