Harga Kedelai Import Selangit, Pengusaha Tahu Menjerit

Salah seorang pegawai pabrik tahu mencuci kedelai sebelum dimasak

Madiun, AE1News – Dampak naiknya harga kedelai import dirasakan oleh Suparno, salah satu produsen tahu di Desa Kertobanyon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Suparno terpaksa mengurangi ukuran tebal tahu produksinya untuk meminimalisir kerugian dan menunggu harga kedelai import kembali stabil.

Kondisi ini diakui Suparno sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Dimana harga kedelai import yang biasanya seharga Rp. 7 ribu per kilo gram, kini mencapai angka Rp 11 rb per kilo gram. Jika situasi ini terus berlangasung, dikhawatirkan usaha yang digeluti sejak lama ini terancam 8bakal gulung tikar.

“Ya mau bagaimana lagi, harga kedelai naik terus. Dari biasanya cuma tujuh ribu per kilo, sekarang sebelas ribu per kilo. Terpaksa, kita kurangi ukuran tebal tahunya dan harganya juga naik. Kalau nggak begitu nanti kan kita nggak bisa masak lagi. Lagipula, nggak mungkin ngurangi karyawan, kasihan mereka juga butuh kerja,” kata Suparno.

Dalam satu kali masak, perajin tahu home industri ini membutuhkan 13 kilo gram kedelai. Jika dalam sehari harus memasak 70 kali, maka perhari usaha Suparno membutuhkan kedelai sebanyak 910 kilo gram.

Suparno dan pengusaha tahu di Kabupaten Madiun yang lain berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga kedelai import di pasaran,agar tetap bisa produksi. Pasalnya harga kedelai yang selangit ini membuat Suparno dan perajin tahu yang lain menjerit. (Dy)

Comments