PONOROGO- Lima tahun dalam ketidakpastian, jalan rusak mulai tahun 2015 silam akhirnya diperbaiki tahun ini oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Jalan blegong-blegong yang menjadi tuntutan masyarakat ini akan disulap menjadi mulus dengan mengunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebanyak 155 milyar yang tersebar di 51 ruas jalan rusak.
Dikonfirmasi, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, di tahun 2022 ini ada sebanyak 51 ruas jalan yang akan dikerjakan. Bahkan tak hanya jalan rusak, kawasan Telaga Ngebel pun juga bakal mendapat sentuhan yakni kita bangun air mancur menari atau water fountain.
“Direncanakan pembangunan air mancur menari rampung pada 2022 ini. hal ini agar momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi seusai pandemi Covid-19 bisa diraih Ponorogo, “ucapnya, Jum’at (25/3/2022).
Bupati yang dikenal merakyat itu juga menyampaikan, keinginan itu saat rapat koordinasi terkait rencana pembangunan air mancur menari dan sirkuit Ponorogo pada Kamis (10/3/2022) di ruang Bantarangin, Gedung Graha Kridha Praja.
“Saya minta agar pembangunan selesai pada tahun ini. Agar momentum kebangkitan ekonomi dan wisata setelah pandemi berakhir bisa kita tangkap. Ujungnya tentu ada PAD yang meningkat,” kata Kang Bupati Giri.
Dalam rapat koordinasi itu, hadir seluruh elemen yang terkait dengan pembangunan air mancur dan sirkuit.
Mulai tim dari Universitas Brawijaya Malang, para kepala dinas terkait, staf ahil, tim ahli Pemkab Ponorogo, dan guru dari SMKN Jenangan.
Sugiri menuturkan dalam urutan waktu pelaksanaan menunjukkan bahwa program ini baru selesai pada tahun 2023. Ada sejumlah kegiatan, terutama persoalan administratif, yang waktunya cukup panjang.
“Untuk itu, saya minta dipersingkat tapi tetap sesuai aturan. Saya ingin semua bekerja keras dan fokus untuk ini. Kalau dana kita masih bisa mengupayakan melalui PAK [Perubahan Anggaran Keuangan],” jelas dia.
Dikatakannya, pandemi diperkirakan rampung pada tahun ini akan membawa kebangkitan di sektor ekonomi.
Masyarakat akan mulai berbelanja lagi, termasuk di antaranya berwisata. Kondisi ini tentu akan berdampak pada tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah.
Sementara selain mengerjakan jalan rusak sepanjang 107 kilometer di Kabupaten Ponorogo, pada bulan Agustus tahun 2022 Bupati juga bakal memulai peletakan batu pertama pembangunan Monumen dan Museum Reog.
Dimana, monumen Reog & Museum Peradaban Ponorogo ini akan dibangun di wilayah barat Ponorogo, tepatnya diatas gunung bekas galian tambang batu gamping di desa Sampung Kecamatan Sampung.
Bupati Sugiri Sancoko mengatakan pihaknya mendirikan monumen Reog Ponorogo yang dibawahnya ada museum peradaban Ponorogo.
“Mungkin di pertengahan Agustus sudah mulai peletakan batu pertama karena karena tinggi ya, juga memperhatikan kekuatan angin,” ungkap Bupati Sugiri Sancoko.
Museum nanti bakal menjelaskan literasi kapan Ponorogo lahir.
“Setiap orang dan peminat pariwisata harus tau siapa Bupati Ponorogo pertama, budaya seperti apa, siapa Reog, siapa Kelono Sewandono, siapa Batoro Katong, bagaimana dengan Majapahit, bagaimana benang merah dengan Solo” jelas Kang Giri.
Monumen Reog bakal dibuat menjulang setinggi 126 meter. Tinggi sampai puncaknya akan melebihi tingginya museum Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang sekitar 105 meter.
Design yang ditawarkan pun tidak kalah megah dengan Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.
Rencananya, monumen Reog ini bakal menggunakan bahan tembaga yang sama digunakan di monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Secara land skape, monumen ini nampaknya akan mirip dengan tempat wisata Batu Pote di Bangkalan atau Tebing Brexi Yogyakarta.
“Tahun ini fokus ke lahan, karena tanah yang dipakai tanah Gunung Gamping Ponorogo bekas peninggalan Belanda,” jelas Kang Giri
Kang Giri telah merangkul berbagai lintas sektor untuk memulai mengurus proses perijinan, status tanah serta mengkaji amdal nya (analisa dampak lingkungan).
Saat ini diketahui status tanah dimiliki Perusahaan Daerah (PD) Sari Gunung yang berarti juga milik Pemkab Ponorogo dibawah Dinas Pariwisata.
Selanjutnya, dibawah monumen akan dilengkapi Museum Reog Ponorogo yang bakalan bisa dinikmati para wisatawan lokal, luar daerah, bahkan wisatawan luar negeri untuk dapat mengenal peradaban Ponorogo.
Bahkan Kang Bupati Sugiri sudah mulai mengumpulkan benda-benda bersejarah dan kearifan masa lalu.
Seperti, sepeda roda satu zaman kolonial, yang nampak di rumah dinasnya (Pringgitan) dan banyak lainnya yang erat hubungannya dengan bumi Reog tercinta.
Lebih jauh, Kang Giri menjelaskan Reyog merupakan warisan leluhur yang sampai hari ini, masih hanya di tonton, di jogetkan, diagung-agungkan di elu-elukan tapi belum mampu diproyeksikan dalam konteks yang lebih panjang, sehingga menjadi jaringan kota kreatif internasional.
“Nah, itu kami terjemahkan dengan adanya monumen reog diatas gunung ini, kemudian dibawahnya ada museum peradaban. Maka Reog mampu memberikan akselerasi ekonomi dan wisata,” terangnya.
Gambaran dan masterplan pembangunan pihak Pemkab Ponorogo sudah menyiapkannya.
Maka, monumen ini, tentu akan membuat semua warga Ponorogo dan wisatawan semakin bangga penasaran dan tidak sabar, untuk segera melihat dan menikmati Monumen Reog bersama keluarga dan orang tercinta.
Terlebih, banyak pengetahuan tentang Reog dan peradaban asli Ponorogo yang bakal dimunculkan di museum bawah monumen, sudah pasti menambahkan pengetahuan bagi generasi mendatang.
Semenjak dipimpin Kang Bupati Sugiri Sancoko, Kota Reyog terus menggeliat. Putra asli kelahiran Sampung itu punya keinginan kuat membangun Ponorogo.
Pada program 99 hari kerjanya, Kang Giri mengawali dengan membangun Jalan HOS Cokroaminoto tanpa APBD. Dia mendorong partisipasi semua pihak menyulap kawasan itu menjadi ikon baru Kota Reyog.
Bahkan, kini kawasan Malioboronya Ponorogo itu semakin cantik dan ramai dikunjungi masyarakat dengan pernak pernik lampu yang artistik dan eksotik.
Semuanya itu untuk membangkitkan lagi pariwisata di daerah ini, sekaligus meningkatkan PAD dan tentu saja untuk memanjakan warganya.(el)