PONOROGO– Pembangunan Monumen dan Musium Reog Ponorogo sudah di depan mata. Saat ini, bangunan yang direncanakan memiliki ketinggian 126 meter dan bakal mengalahkan ketinggian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali itu sudah dilakukan proses lelang sejak 25 Oktober 2022 lalu.
Bahkan, Monumen Reog Ponorogo (MRP) yang bakal dibangun di perbukitan gamping tepatnya di desa Sampung, Kecamatan Sampung, Ponorogo ini juga sudah tercantum di laman LPSE dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) yakni Rp 76 miliar.
Kepala Badan Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Ponorogo Budi Darmawan mengatakan, proses saat ini masih pendaftarandan sedang berjalan.
“Ini masih lelang, diharapkan pengumuman pemenang lelang tepat waktu pada tanggal 5 Desember mendatang. Sehingga pada saat itu bisa melakukan tanda tangan kontrak,”ucapnya.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, kita targetkan pada akhir tahun ini bisa mobilisasi mulai alat berat, Sumber Daya Manusia (SDM). Namun demikian pengerjaan fisik akan tetap dilakukan awal tahun 2023.
“Berdasarkan informasi dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) durasi pengerjaan dilakukan selama 24–25 bulan. Sehingga ditargetkan pada Desember 2024 pembangunan Monumen dan Museum Reog Ponorogo di Gunung Gamping Sampung selesai,” jelasnya.
Selain sudah melalui proses lelang, Bupati Sugiri Sancoko juga sudah bertemu dengan berbagai elemen masyarakat termasuk penambang dan pengobong gamping.
Perlu diketahui, di kawasan Monumen Reog tersebut nantinya juga dibangun museum peradaban. Museum itu berisi tentang sejarah peradaban Ponorogo seperti sejarah reog, Tegalsari, dan lainnya.
Sementara untuk mewujudkan kawasan ini tentu dibutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga pembangunan monumen ini dilakukan bertahap. Terdapat empat tahapan pembangunan berdasarkan pertimbangan skala prioritas untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada.(El)