PONOROGO-Masih adanya kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan membuat Kang Bupati Sugiri Sancoko gelisah. Dari catatan Dinas Kesehatan Ponorogo pada periode Januari – September 2023, sudah ada 3 ibu dan 88 bayi yang meninggal dunia.
Memperkuat sistem layanan kesehatan pun harus dilakukan. Untuk itu, Pemkab Ponorogo mengikat nota kesepahaman kerja sama dengan Noora Health Indonesia, lembaga kesehatan Internasional berpusat di California, Senin (18/9/2023), di Ruang Kerja Bupati Ponorogo.
Dalam prakteknya, Noora Health Indonesia bakal membantu meningkatkan kapasitas SDM dan menguatkan sistem layanan maternal dan neonatal (ibu dan bayi) di Kota Reog. Mulai dari masalah persalinan, tindakan kegawatdaruratan, sosialisasi kesehatan, audit maternal dan neonatal, hingga review maternal dan neonatal.
“Yang disasar kapasitas SDM, mereka sudah lihat di lapangan apa yang dibutuhkan di lapangan,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti.
Karena yang menjadi sasaran adalah SDM dan sistem layanan kesehatan, pendampingan itu bisa diarahkan pada selain upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Misalnya menurunkan angka stunting dan pencegahan penyakit tidak menular di Ponorogo.
“Ada kemungkinan bisa mengarah ke PTM seperti diabetes yang angkanya semakin tinggi,” imbuhnya.
Sementara Bupati Sugiri Sancoko berharap tidak ada lagi kasus kematian ibu dan bayi di Ponorogo. Pun dengan kasus lainnya, seperti stunting yang saat ini menjadi konsen Pemkab.
“Kami ingin anak-anak yang lahir di Ponorogo sehat-sehat semuanya. Saat ini kami juga sedang konsen menurunkan stunting. Pada tahun 2023, harus bisa di angka 7 persen,” ucap Kang Bupati.(adv/el)