PONOROGO-Dalam rangka meningkatkan literasi politik mahasiswa dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) mengadakan dialog publik dengan Calon Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko – Lisdyarita.
Dialog publik dengan tema “Sinergi Bersama Membangun Ponorogo” ini digelar Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Selasa (12/11/2024) dihadiri ratusan mahasiswa dan keluarga besar UMPO.
Calon Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bersama Lisdyarita, memaparkan bahwa pihaknya akan lebih memaksimalkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di Ponorogo. Salah satu rencana strategis mereka adalah merekrut penyandang disabilitas untuk bekerja di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.
“Kedepan kami akan merumuskan pembentukan empat BUMD, untuk anak-anak hebat dari kalangan disabilitas akan kami rekrut sebagai karyawan,” papar Sugiri ketika menjawab pertanyaan dari panelis Titi Listyorini, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), mengenai kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Pihaknya menyadari, bahwa penyediaan lapangan kerja bagi disabilitas merupakan tantangan besar yang harus diatasi bersama. Selama masa jabatannya sebagai bupati, Pemkab Ponorogo memang memiliki kuota penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), namun kuota tersebut diatur oleh pemerintah pusat.
Akibat itulah Pemkab tidak memiliki kewenangan penuh dalam menentukan kuota penerimaan pegawai, termasuk untuk penyandang disabilitas.
“Dalam proses tes pun dilakukan oleh pemerintah pusat melalui sistem CAT. Kami di daerah tidak memiliki wewenang sama sekali,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya menawarkan solusi merekrut disabilitas di sektor BUMD. Rencana ini mencakup pembentukan BUMD di bidang pariwisata, pertanian, pasar, dan layanan air minum, yang dapat membuka peluang kerja lebih luas bagi kaum disabilitas.
“Langkah-langkah ini akan menjadikan Ponorogo lebih inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Kami juga telah menunjukkan kepedulian ini dengan menyediakan jalur khusus difabel di trotoar dan fasilitas umum lainnya. Bahkan di rumah sakit milik Pemkab Ponorogo sudah kita lakukan (rekrutmen karyawan disabilitas,” pungkasnya.
Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Rido Kurnianto, M.Ag, mengungkapkan bahwa mahasiswa sangat antusias mengikuti dialog publik ini. Menurut Rido, kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran politik mahasiswa agar mereka lebih melek politik dan dapat memilih calon bupati yang sesuai dengan visi dan misi yang ditawarkan.
“Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar. Meskipun ada beberapa hal yang belum sempat disampaikan karena keterbatasan waktu, mahasiswa tetap aktif berpartisipasi dan memberikan ide dalam diskusi tersebut,” jelasnya.
Dengan diadakannya dialog publik ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya memahami pentingnya pilkada tetapi juga dapat menentukan pilihan secara cerdas berdasarkan visi-misi yang sesuai dengan aspirasi mereka. (el)