Libur Natal, Bupati Ponorogo Tetap Gelar Rapat Penanggulangan Bencana Banjir

PONOROGO-Tak peduli tanggal merah perayaan Hari Raya Natal tahun 2024, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bersama Wakil Bupati Ponorogo dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo terus tancap gas menggelar Rapat Pembahasan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Ponorogo yang berlangsung di Ruang Rapat Bantarangin, Rabu (25/12/2024).

Tujuan dari rapat tersebut sebagai wujud komitmen gerak cepat Pemkab Ponorogo dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Ponorogo.

Bupati Sugiri mengatakan, berkaitan dengan musibah bencana, baik personil hingga anggaran sudah tersedia sebagai upaya gerak cepat ketika terjadi bencana banjir di Kabupaten Ponorogo.

“Untuk penanganan bencana yang terjadi di Kabupaten Ponorogo, berdasarkan informasi dari BPBD untuk bencana yang terjadi di wilayah Kecamatan Jetis, Siman sudah tertangani baik oleh BPBD dan juga pihak Kecamatan,” katanya.

Menurutnya, melalui Rapat Pembahasan Penanggulangan Bencana, pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga mencatat kebutuhan masyarakat terutama para korban bencana serta menyisir titik-titik lokasi tanggul yang beberapa hari yang lalu jebol diterjang banjir.

“Melalui rapat ini kita catat kebutuhan apa saja, misalnya kebutuhan rumah bagi mereka yang rumahnya rusak, serta kebutuhan untuk pembersihan sungai dan 13 titik tanggul yang jebol,” ucapnya.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun menerangkan, dalam setiap menangani status kebencanaan Pemkab senantiasa melakukan penanganan bencana dengan gerak cepat mulai dari tanggap darurat, kemudian peralihan dari tanggap darurat ke revitalisasi.

“Serangkaian kegiatan penanggulangan bencana dilakukan dengan gerak cepat pada saat keadaan bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan, evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana,” ujarnya. 

Lebih lanjut, meskipun tidak ada lagi pengungsi di pos pengungsian, Masun memastikan, dapur umum akan tetap dibuka untuk memberikan bantuan makanan kepada masyarakat.

“Dalam penanganan kita melibatkan berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) DAS Solo, TNI, Polri, Tim SAR, Relawan, serta masyarakat,” tambahnya.

Dalam hal ini, pemerintah daerah akan mengkaji langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

“Kita mengajukan pembangunan tanggul baru kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” pungkasnya.(el)

Comments