Ciptakan Robot Orak-Arik Gabah, Dua Siswi SMPN 1 Jetis Raih Medali Emas Tingkat Dunia

PONOROGO – Meski di tengah beratnya tantangan pendidikan masa pandemi Covid-19, namun siswa SMPN 1 Jetis mampu menorehkan prestasi gemilang.

Hebatnya, prestasi yang diraih tidak hanya di level nasional. Lebih dari itu anak-anak SMP Negeri yang dipimpin Dra. Hj. Asih Setyowati, M.Pd itu berhasil berprestasi di tingkat dunia.

Prestasi itu dipersembahkan dua siswi SMPN 1 Jetis dalam ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) tahun 2021 yang diadakan di Rusia.

Istimewanya, dalam ajang bergengsi itu tim SMPN 1 Jetis berhasil meraih golden award atau medali emas.

Medali tersebut disabet berkat judul penelitian SRCAINBOT hasil karya siswa SMPN 1 Jetis, yakni Salsabila Dinis Oktavista (9H) dan Maylani Putri Eka Wardani (9F).

Salsabila dan Meylani mengaku kaget ketika hasil karyanya ditetapkan sebagai peraih medali emas tingkat dunia. “Kaget banget, diluar ekspektasi,” ungkapnya.

Ketidakpercayaan keduanya beralasan. Karena, mampu menjadi yang terbaik meski melawan finalis yang jenjang pendidikannya jauh di atasnya.
Apalagi bersaing dengan peserta yang berasal dari negara-negara maju seperti Jepang, Cina, Hongkong dan Taiwan.

“Kami masih SMP tapi lawan rata-rata SMA bahkan mahasiswa. Selain itu, ajang yang diikuti kelasnya dunia. Jadi kaget banget ketika diumumkan meraih medali emas dunia,” ungkapnya.

Dalam lomba yang dilakukan secara online ini, SMPN 1 Jetis menampilkan SCRAINBO yang merupakan kepanjangan dari Scrambled Grain Robot atau robot orak-arik gabah.

Salsabila menerangkan alasan membuat Scrainbo. Yakni ingin membantu petani yang merupakan mata pencahariaan kebanyakan penduduk Indonesia sebagai negara agraris.

Selama ini, petani dalam menyiangi gabah secara manual. Mereka mengeluhkan, saat mengorak arik gabah kaki panas dan gatal. Pun, alat yang digunakan sangat sederhana berupa Sorok.

Oleh karenanya keduanya terinspirasi mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat robot tersebut.

Lewat robot ini, banyak keuntungan yang didapatkan petani. Pertama, tidak lagi melakukan secara manul karena diganti oleh robot.

“Petani merespon positif. Kini kaki mereka tidak gatal dan panas panas lagi,” sebutnya.

Kedua, pengoperasiannya sangat mudah karena disambungkan dengan handphone.

“Jadi layaknya main game yang membuat menarik minat anak muda. Tentu ini bisa membantu orang tuanya,” sebutnya.

Ketiga, dalam robot ini sudah dilengkapi sensor yang bisa mendeteksi cuaca. “Alat yang sudah terhubung di hp akan memberikan notifikasi pada petani ketika akan hujan,” sebutnya.

Keempat, robot juga sudah dipasangi sensor yang mampu mengetahui tingkat kadar kekeringan gabah.

Kelima, robot ini sudah terintegrasi dengan smart phone. Karena alat ini tergolong dalam kategori berbasis internet of think.

“Semua terkonek hp jadi efektif membantu petani,” sebutnya.

Butuh perjuangan ekstra dari siswi ini ketika mengikuti perlombaan. Mulai membuat video, registrasi dan mengirim naskah secara online.

Tantangannya, karena tingkat dunia kedunya harus menyajikan presentasi dengan menggunakan bahasa inggris. “Kami harus mengubah naskah ke Bahasa Inggris dan menyempurnakan alat,” tandasnya.

Kerja keras itu pun membuah hasil luar biasa dengan prestasi dunia paling bergengsi yang diraih SMPN 1 Jetis.

“Kami merasa bangga banget. Selama 3 tahun selalu dibimbing dab dibina dengan segala aspek dalam mengembangkan bakat serta minat sehingga bisa meraih prestasi mengharumkan Indonesia. Sehingga kami bangga bisa bersekolah join di SMPN 1 Jetis,” ucap Salsabila.

Senada juga disampaikan Meylana. “Saya bangga karena SMPN 1 Jetis mendukung anak mengikuti lomba baik akademik maupun non akademik,” sebutnya.

Sementara itu, prestasi dunia ini diraih juga berkat bimbingan yang secara all out dilakukan Dwi Sudjatmiko guru pembina.

Miko sapaan akrabnya mengaku bangga karena anak didiknya bisa menyabet medali emas di ajang yang prestisius.

“Ini prestasi di tingkat dunia yang paling bergengsi. Sebelumnya kami meraih medali di tingkat Asia,” sebutnya.

Rasa bangga juga disampaikan Dra. Hj Asih Setyowati, M.Pd kepala SMPN 1 Jetis yang mengaku memang terus mendorong siswa dan guru untuk menorehkan prestasi.

“Jadi meski pandemi kami motivasi untuk rajin berlatih secara rutin,” ujarnya.

Menurutnya, prestasi dunia ini menjadi bukti bahwa SMPN 1 Jetis mampu bersaing di tingkat nasional sa internasional walaupun tempatnya di kecamatan.

Ia berharap, prestasi ini tidak berhenti di Rusia saja. Namun harus terus bergerak dan maju agar terus meningkat.

Selain meriah prestasi dunia, SMPN 1 Jetis juga juara di bidang akademik dan non akademik.

Seperti menjuarai memborong piala dalam KSN Tingkat Kabupaten. Diantaranya diraih Muh Reyhan Amirul Mukminin bidang Matematika, Destia Reysa Putri Feronika (IPA), Bilqis Wahyu Alifya (IPA) dan Enny Wulandari (IPS).

Anak didik SMPN 1 Jetis juga menjuarai kompetisi penelitian siswa indonesia (KOPSI) Kemendikbud Tingkat Nasional, 7 Oktober 2021.

Prestasi dipersembahkan Salsabila Dinis, Meylani Ika Wardani dan Nasywa A Zahro.

Yakni melalui sebuah penelitian pemanfaatan getaran air hujan dan panas matahari sebagai energi listrik dua musim.

Adapun di bidang seni budaya, siswa atas nama Fuad Al Akbar Hamizan menjadi penampil terbaik III lomba tari kreasi baru tingkat karesidenan Madiun.

Selain itu, siswa bernama Alya Putri Berliana sebagai juara III pelaksanaan lomba lukis dalam rangka Komsos Kreatif Tahun 2021. (adv/el)

Comments