Kisah Bayi Usia 3 Bulan Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Butuh Uluran Tangan

PONOROGO-Maya Mujayani (29) sempat dilema saat harus memilih antara menggugurkan atau mempertahankan kandungannya. Sebab, janin yang dikandungnya terdeteksi tidak memiliki tempurung kepala.

Warga RT 06 RW 04, Dukuh Tunggur, Desa Karangan Kecamatan Badegan Ponorogo, Jawa Timur, ini pun akhirnya memilih mempertahankan janinnya. Tanggal 07 November 2022 lalu, bayi perempuan itu akhirnya lahir melalui operasi sesar.

Sesuai dengan hasil ultrasonografi (USG), bayi bernama Tiara Maleeha Robbani itu betul-betul lahir tanpa tempurung kepala. Kini anak pertama dari Maya dan suaminya Heri Siswoyo (31) itu setiap hari hanya berbaring dan diberi minum susu formula.

“Sejak kandungan tujuh bulan itu sudah ketahuan sama dokternya. Sebetulnya disarankan dikeluarkan saat itu, tetapi saya berpikir kalau sudah tujuh bulan itu sudah bernyawa. Saya tetap pertahankan sampai sekuatnya,” kata Maya saat dijumpai di rumahnya, Selasa (27/12).

Maya bercerita kondisi tersebut disebabkan lantaran janinnya terpapar virus saat masih dalam kandungan. Menurut dokter, kata Maya, sebetulnya janin itu bisa diselamatkan, jika kondisinya diketahui sejak usia kandungan dua bulan.

“Katanya karena toksoplasma. Sebetulnya kalau masih dua bulan bisa ditangani, tapi ketahuannya tujuh bulan. Awalnya saya rutin periksa di bidan, lalu usia tujuh bulan USG ke dokter baru ketahuan ada kelainan,” ujarnya.

Selama sembilan bulan mengandung, Maya mengaku tidak pernah mengalami gejala sakit. Bahkan Tiara lahir dengan berat badan dan panjang normal, yakni 3 kg dan 48 cm.

“Tidak ada keluhan selama hamil. Hanya saja waktu lahir melalui proses operasi caesar,” ungkapnya.

Dokter, kata dia, sempat mengatakan bahwa harapan untuk hidup hanya 30 persen. Kini dokter belum bisa memberi penanganan untuk menyelamatkan kondisi Tiara. Tiara pun kini hanya dirawat di rumah karena keterbatasan biaya untuk operasi.

“Setiap hari hanya kita rawat dirumah, tapi ini terus dipantau pihak desa dan puskesmas. Harapannya kalau bisa terus stabil, dan bisa seperti anak pada umumnya,” katanya.

Maya kini hanya bisa pasrah dan mengandalkan bantuan orang lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebab suaminya hanya bekerjabjualan bakso di Kota Sidoarjo hanya cukup untuk beli susu formula.

“Saya bersama orang tua dirumah merawat bayi, yang bekerja hanya suami hanya cukup untuk kebutuhan keluarga” ungkapnya.

Sementara Pujianto, Kepala Desa Karangan mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan kondisi warganya yang melahirkan bayi tanpa memiliki tempurung kepala.

“Kami dari pihak desa terus berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk memberikan solusi. Dan kami berharap ada bantuan untuk adik Tiara untuk biaya operasi,” jelas Kepala Desa Karangan (el)

Comments